BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
- LATAR BELAKANG MASALAH
Berdasar
pada amanat UUD 1945, pendidikan di Sekolah Dasar merupakan upaya untuk
mencerdaskan dan mencetak kehidupan bangsa yang bertaqwa, cinta, dan bangga
terhadap bangsa dan Negara, terampil, kreatif, berbudi pekerti yang santun
serta mampu menyelesaikan permasalahan dilingkungannya.
Kelas
tingkat atas Sekolah Dasar (kelas IV, V dan VI) mengalami penurunan nilai hasil
belajar dibandingkan dengan prestasi yang dicapai pada kelas Sekolah
Dasar awal. Banyak faktor penyebab hasil belajar anak
menurun, umumnya bersumber dari lingkungan di mana siswa dibesarkan
yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pada lingkungan sekolah
antara lain adalah pelaksanaan kurikulum yang berorientasi pada materi
pelajaran (Subject Oriented) cenderung menghambat hasil belajar siswa
dibandingkan dengan kurikulum yang berorientasi pada proses (Process Oriented).
Faktor lain adalah bagaimana cara guru melakukan pembelajaran di kelas. Guru
yang menerapkan pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan akan lebih meningkatkan
peluang bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar yang lebih baik.
Dalam
upaya untuk mengoptimalkan hasil pembelajaran dengan menumbuhkan tingkat
kreativitas pada siswa di Sekolah Dasar perlu dilakukan terutama dalam
mengubah orientasi kurikulum dan orientasi pendekatan pembelajaran
yang diterapkan. Hal ini berarti sistem pembelajaran yang dikelola di Sekolah
Dasar hendaknya dapat menggali dan menumbuhkembangkan potensi-potensi yang
dimiliki para siswa. Bila ini terwujud, maka interaksi yang konstruktif antara
faktor-faktor eksternal dan faktor-faktor internal siswa terjadi dalam proses
pembelajaran. Tentunya hal ini bisa tercipta apabila situasi pembelajaran
tersebut menyenangkan (joyful), mengasyikan (fun), menantang (challenging),
membangkitkan rasa ingin tahu (curiosity stimulating) melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran secara aktif dan holistik, mendidik anak untuk berpikir
logis dan kritis, serta sekaligus dapat mengembangkan kecerdasan majemuk
(multiple intelligence) dan ahlak atau budi pekerti siswa.
Keberhasilan
pendidikan banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk guru. Guru yang
profesional akan selalu berupaya untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap
materi yang diajarkan. Selain sebagai
tenaga pengajar dan motivator kegiatan di kelas, guru pada dasarnya merupakan kunci utama dalam proses belajar
mengajar. Tercapai tidaknya tujuan pembelajaran tergantung kesiapan guru
sendiri dan siswa sebagai obyek pendidikan selayaknya diarahkan pada pengelolaan
kelas yang didalamnya mencakup penggunaan media dalam proses pembelajaran.
Pada dasarnya banyak
media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran di Sekolah
Dasar. Namun pada kesempatan kali ini peneliti akan membahas penggunaan media
gambar sebagai media pembelajaran di Sekolah Dasar pada mata pelajaran IPA.
Media gambar merupakan media yang sangat menarik khususnya bagi siswa Sekolah
Dasar karena berisikan berbagai macam gambar yang beradu dengan warna-warna
menarik sehingga menambah minat dalam belajar. Dengan didukung majunya
teknologi saat ini pasti banyak memberi pengaruh pada dunia pendidikan di
Indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya media-media pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mengoptimalkan proses penyerapan materi dalam proses
pembelajaran. Dalam penggunaannya guru harus memilih dengan tepat media apa
yang cocok dan sesuai serta layak digunakan dalam proses belajar mengajar. Hal ini tidak lepas dari berbagai macam
faktor seperti psikologi anak, kesiapan
belajar anak, dan penguasaan anak
terhadap media tersebut.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu pengetahuan
yang merupakan gejala alam, baik yang menyangkut makhluk hidup maupun benda
mati. Pada prinsipnya, IPA diajarkan untuk membekali siswa agar mempunyai
pengetahuan (mengetahui berbagai cara) dan keterampilan (cara mengerjakan) yang
dapat membantu siswa untuk memahami gejala alam secara mendalam.
Kenyataannya dalam pelaksanaan pembelajaran IPA
tidak selalu berjalan lancar. Terdapat kendala-kendala yang harus dihadapi baik
oleh guru maupun murid. Mata pelajaran IPA membutuhkan suatu percobaan. Sesuai
dengan daya pikir anak sekolah dasar yang masih digunakan dalam pola pikir yang
kongkret, maka dalam proses – proses pembelajaran yang abstrak harus dibantu
agar pembelajaran menjadi kongkret. Oleh sebab itu, media gambar dipilih
peneliti untuk menarik perhatian siswa selama proses pembelajaran dan membantu
siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa
kelas V di SDN Jatinegara Kaum 07 Pagi.
Permasalahan muncul pada Kompetensi Dasar
“Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan.” Hal ini terlihat dari minat belajar
yang kurang saat proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut terlihat dari
banyaknya siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan guru. Kondisi kelas yang
bising saat guru menjelaskan dengan metode ceramah tanpa adanya media atau alat
bantu saat dalam proses pembelajaran.
Dengan adanya masalah tersebut diatas, peneliti
mengidentifikasi salah satu penyebabnya adalah guru tidak menggunakan media
pembelajaran maupun alat peraga dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa
kurang tertarik atau termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Berkaitan dengan keadaan tersebut peneliti berusaha mencari solusi yang tepat
yaitu menggunakan media gambar/alat peraga dalam pembelajaran IPA siswa kelas V
SDN Jatinegara Kaum 07 Pagi.
- Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah tersebut maka identifikasi
masalah yang relevan dalam penelitian ini sebagai berikut :
- Mengapa sebagian siswa mengalami kesulitan dan cenderung bosan dengan pembelajaran IPA?
- Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan minat belajar siswa?
- Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan pemahaman sistem pencernaan pada manusia?
- Bagaimana cara penggunaan media gambar dapat meningkatan pemahaman dan hasil belajar mengenai sistem pencernaan pada manusia ?
- Analisis MasalahSetelah memperhatikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, juga karena keterbatasan penulis dalam waktu, sarana dan prasarana, pengetahuan menulis, maka peneliti menganalisis permasalahan pada pengaruh media gambar dalam upaya peningkatkan minat dan hasil belajar IPA tentang sistem pencernaan manusia pada siswa V SDN Jatinegara Kaum 07 Pagi.
- Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi serta pembatasan masalah
peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
- Bagaimana usaha guru untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPA agar siswa menguasai materi dengan baik.
- Apakah penggunaan media gambar berpengaruh terhadap hasil belajar IPA tentang sistem pencernaan pada siswa kelas V SD.
C.
TUJUAN PENELITIAN
Yang menjadi tujuan pelaksanan penelitian tindakan
kelas adalah sebagai berikut :
- Meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas V SDN Jatinegara Kaum 07 Pagi dengan menggunakan dengan menggunakan media gambar.
- Meningkatkan pemahaman sistem pencernaan manusia dengan penggunaan media gambar.
- Mendiskripsikan pengguanaan media gambar dalam meningkatkan minat dan pemahaman siswa tentang sistem pencernaan manusia.
D.
MANFAAT HASIL PENELITIAN
Dari
hasil penelitian tersebut diharapkan memberikan manfaat bagi beberapa pihak
diantaranya :
- Bagi guruMelalui hasil ini, diharapkan dapat memberikan motivasi bagi guru dan sebagai masukan dalam memilih media pembelajaran IPA di SD untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
- Peserta didikMemberikan motivasi dan mendorong siswa untuk dapat berfikir kritis dalam memahami setiap materi yang diajarkan melalui pengalaman yang telah didapat oleh siswa.
- Sekolah
- Sebagai masukan dalam usaha peningkatan kualitas dan kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar khususnya dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
- Penulis/ PenelitiDari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti dalam menambah wawasan tentang model pendekatan pembelajaran IPA di SD.
- Proses KBM
- Tercapainya tujuan pembelajaran
- Penggunaan waktu secara optimal
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
- Media Pembelajaran
- Pengertian MediaKata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum media pembelajaran dalam pendidikan disebut media, yaitu berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk berpikir, menurut Gagne (dalam Sadiman, 2002: 6).
Sedangkan menurut Brigs (dalam Sadiman, 2002: 6)
media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang
siswa untuk belajar. Jadi, media merupakan
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim dan
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, 2002: 6).
Dari pendapat Gagne dan Brigs kita
dapat menyimpulkan bahwa media merupakan alat dan baha fisik yang terdapat di
lingkungan siswa untuk menyajikan pesan kegiatan pembelajaran (proses kegiatan
belajar-mengajar) sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar.
Selain pengertian di atas, ada beberapa
pengertian lagi yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain sebagai berikut:
- Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
- Sarana fisik untuk menyampaikan isi/ materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide, dan sebagainya.
- Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969).
Ada beberapa batasan atau pengertian tentang media
pembelajaran yang disampaikan oleh para ahli. Dari batasan-batasan tersebut,
dapat dirangkum bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang menyangkut software
dan hardware yang dapat digunakan untuk meyampaikan isi materi ajar dari
sumber belajar ke pebelajar (individu atau kelompok), yang dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat pebelajar sedemikian rupa sehingga
proses belajar (di dalam/di luar kelas) menjadi lebih efektif.
Maka dapat disimpulkan dari pengertian beberapa ahli
mengenai definisi media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang
perhatian, minat pikiran, dan perasaan pebelajar (siswa) dalam kegiatan belajar
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Media pembelajaran memiliki fungsi
yang sangat penting yaitu sebagai pembawa informasi dan pencegah terjadinya
hambatan proses pembelajaran, sehingga informasi atau pesan dari komunikator
dapat sampai kepada komunikan secara efektif dan efesien. Selain itu, media
pembelajaran merupakan unsur atau komponen sistem pembelajaran maka media
pembelajaran merupakan media integral dari pembelajaran.
- Pengertian Media Gambar
Diantara media pembelajaran, media gambar adalah
media yang paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar
daripada tulisan, apalagi jika gambar dibuat dan disajikan sesuai dengan
persyaratan yang baik, sudah tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran. Media gambar dikelompokan kedalam kedalam media visual
yaitu media yang mengandalkan indra penglihatan. Dalam menyampaikan materi
pembelajaran dalam proses belajar mengajar kebanyakan siswa cukup sulit
memahami jika hanya dengan metode diskusi dan ceramah. Maka media gambar sangat
diperlukan dalam proses belajar mengajar untuk memudahkan siswa memahami dan
mengerti materi yang disampaikan.
Menurut (I Made Tegeh, 2008) yang dimaksud
media gambar dilihat dari pandangan media grafis adalah gambar gambar hasil
lukisan tangan, hasil cetakan, dan hasil karya seni fotografi. Penyajian obyek
dalam bentuk gambar dapat disajikan melalui bentuk nyata maupun kreasi
khayalan belaka sesuia dengan bentuk yang pernah dilihat oleh orang yang menggambarnya.
Kemampuan
gambar dapat berbicara banyak dari seribu kata hal ini mempunyai makna bahwa
gambar merupakan suatu ilustrasi yang memberikan pengertian dan penjelasan yang
amat banyak dan lengkap dibandingkan kita hanya membaca dan memebrikan
suatu kejelasan pada sebuah masalah karena sifatnya yang lebih konkrit (nyata).
Tujuan penggunaan gambar dalam pembelajaran adalah : (1) menerjemahkan symbol
verbal, (2) mengkonkritkan dan memperbaiki kesan-kesan yang salah dari
ilustrasi lisan. (3) memberikan ilustrasi suatu buku, dan (4) membangkitkan
motivasi belajar dan menghidupkan suasana kelas.
Dalam
pembelajaran di sekolah dasar media gambar sangat baik di gunakan dan di
terapkan dalam proses belajar mengajar sebagai media pembelajaran karena media
gambar ini cenderung sangat menarik hati siswa sehingga akan muncul motivasi
untuk lebih ingin menegtahui tentang gamabar yang dijelaskan dan gurupun dapat
menyampaikan materi dengan optimal melalui media gambar tersebut.
- Kelemahan dan Kelebihan Media GambarMedia gambar umumnya dapat dibuat guru tanpa biaya yang mahal, dan sederhana serta praktis penggunaannnya. Media gambar sering juga disebut media dua dimensi yaitu media yang hanya memiliki panjanng dan lebar. Media gambar telah sesuai dengan kemajuan teknologi seperti gambar fotografi. Selain itu media gambar juga merupakan sebuah sarana yang sangat baik untuk membawa situasi dunia luar kedalam ruang kelas. Media gambar termasuk media visual. Sama dengan media lain, yanng berfungsi untuk menyalurkan pesan dari penerima sumber kepenerima pesan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol – simbol komunikasi visual. Supaya proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Walaupun media gambar merupakan media yang tepat dan baik digunakan dalam pembelajaran di sekolah dasar namun pasti ada saja kekurangan serta kelebihan yang dimiliki oleh media gambar tersebut sebagai sebuah karakteristik dari media gambar itu sendiri.
- Kebihan Media Gambar
- Sifatnya konkrit. Gambar/ foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibanding dengan media verbal semata.
- Gambar dapat mengatasai masalah batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa, anak-anak dibawa ke objek tersebut. Untuk itu gambar atau foto dapat mengatasinya. Air terjun niagara atau danau toba dapat disajikan ke kelas lewat gambar atau foto. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, kemarin atau bahkan menit yang lalu kadang-kadang tak dapat dilihat seperti apa adanya. Gambar atau foto sangat bermanfaat dalam hal ini.
- Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar.
- Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia beberapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalah pahaman.
- Murah harganya, mudah didapat, mudah digunakan, tanpa memerlukan peralatan yang khusus.
- Kekurangan Media Gambar :
- Penghayatan tentang materi kurang sempurna, karena media gambar hanya menampilkan persepsi indera mata yang tidak cukup kuat untuk menggerakkan seluruh kepribadian manusia, sehingga materi yang akan dibahas kurang sempurna.
- Gambar atau foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.
- Ukuran sangat terbatas untuk kelompok besar.
- Cara Penggunaan Media Gambar Dalam Mata Pelajaran IPA di Sekolah DasarGambar dapat dipergunakan, baik dalam lingkungan anak-anak maupun dalam lingkungan orang dewasa. Gambar yang berwarna umumnya menarik perhatian. Semua gambar mempunyai arti, uraian dan tafsiran sendiri. Karena itu gambar dapat dipergunakan sebagai media pendidikan dan mempunyai nilai-nilai pendidikan bagi peserta didik yang memungkinkan belajar secara efisien peserta didik yang berkaitan dengan pemanfaatan media gambar dalam data PBM. Dalam menggunakan media gambar ada berbagai macam hal yang perlu kita perhatikan demi tercapainya tujuan pembelajaran serta penguasaan materi yang optimal oleh siswa. Beberapa ahli menyatakan ada beberapa rambu rambu yang perlu di perhatikan dalam penggunaan gambar, yaitu:
- Prinsip-Prinsip Pemakaian Media Gambar
- Mempergunakan gambar untuk tujuan-tujuan pengajaran yang spesifik, yaitu dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan inti pelajaran atau pokok-pokok pelajaran. Tujuan khusus itulah yang mengarahkan minat siswa kepada pokok-pokok pelajaran.
- Memadukan gambar-gambar kepada pelajaran, sebab keefektifan pemakaian gambar-gambar di dalam proses belajar mengajar memerlukan keterpaduan. Bilamana gambar-gambar itu akan dipakai semuanya, perlu dipikirkan kemungkinan dalam kaitan pokok-pokok pelajaran.
- Mempergunakan gambar-gambar secukupnya, daripada menggunakan banyak gambar tetapi tidak efektif. Hematlah penggunaan gambar yang mendukung makna. Jumlah gambar yang sedikit tetapi selektif, lebih baik daripada dua kali mempertunjukkan gambar yang serabutan tanpa pilih-pilih. Banyaknya ilustrasi gambar-gambr secara berlebihan, akan mengakibatkan para siswa merasa dirongrong oleh sekelompok gambar yang mengikat mereka, akan tetapi tidak menghasilkan kesan atau impresi visual yang jelas, jadi yang terpenting adalah pemusatan perhatian pada gagasan utama. Sekali gagasan dibentuk dengan baik, ilustrasi tambahan bisa berfaedah memperbesar konsep-konsep permulaan. Penyajian gambar hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dengan memperagakan konsep-konsep pokok artinya apa yang terpenting dari pelajaran itu. Lalu diperhatikan gambar yang menyertainya, lingkungannya, dan lain-lain.
- Kurangi penambahan kata-kata pada gambar oleh karena gambar-gambar sangat penting dalam mengembangkan kata-kata atau cerita, atau dalam menyajikan gagasan baru.
- Mendorong pernyataan yang kreatif, melalui gambar-gambar para siswa akan didorong untuk mengembangkan keterampilan berbahasa lisan dan tulisan, seni grafis dan bentuk-bentuk kegiatan lainnya. Keterampilan jenis keterbacaan visual dalam hal ini sangat diperlukan bagi para siswa dalam membaca gambar-gambar itu.
- Mengevaluasi kemajuan kelas, bisa juga dengan memanfaatkan gambar baik secara umum maupun secara khusus. Jadi guru bisa mempergunakan gambar datar, slides atau transparan untuk melakukan evaluasi belajar bagi para siswa. Pemakaian instrumen tes secara bervariasi akan sangat baik dilakukan guru, dalam upaya memperoleh hasil tes yang komprehensip serta menyeluruh.
- Memilih Gambar yang Baik Dalam Pengajaran
Dalam pemilihan gambar yang baik
untuk kegiatan pengajaran terdapat beberapa kriteria yang perlu diperhatikan
antara lain:
- Keaslian gambarGambar menunjukkan situasi yang sebenarnya, seperti melihat keadaan atau benda yang sesungguhnya. Kekeliruan dalam hal ini akan memberikan pengaruh yang tak diharapkan gambar yang palsu dikatakan asli.
- KesederhanaanGambar itu sederhana dalam warna, menimbulkan kesan tertentu, mempunyai nilai estetis secara murni dan mengandung nilai praktis. Jangan sampai peserta didik menjadi bingung dan tidak tertarik pada gambar.
- Bentuk itemHendaknya sipengamat dapat memperoleh tanggapan yang tetap tentang obyek-obyek dalam gambar.
- PerbuatanGambar hendaknya hal sedang melakukan perbuatan. Siswa akan lebih tertarik dan akan lebih memahami gambar-gambar yang sedang bergerak.
- FotografiSiswa dapat lebih tertarik kepada gambar yang nilai fotografinya rendah, yang dikerjakan secara tidak profesional seperti terlalu terang atau gelap. Gambar yang bagus belum tentu menarik dan efektif bagi pengajaran.
- ArtistikSegi artistik pada umumnya dapat mempengaruhi nilai gambar. Penggunaan gambar tentu saja disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai.
Kriteria-kriteria memilih gambar seperti yang telah
dikemukakan di atas juga berfungsi untuk menilai apakah suatu gambar efektif
atau tidak untuk digunakan dalam pengajaran. Gambar yang tidak memenuhi
kriteria tidak dapat digunakan sebagai media dalam mengajar.
- Menggunakan Gambar Dalam Kelas
Penggunaan gambar secara efektif
disesuaikan dengan tingkatan anak, baik dalam hal besarnya gambar, detai, warna
dan latar belakang untuk penafsiran. Dijadikan alat untuk pengalaman kreatif,
memperkaya fakta, dan memperbaiki kekurang jelasan. Akan tetapi gambar juga
menjadi tidak efektif, apabila terlalu sering digunakan dalam waktu yang tidak
lama. Gambar sebaiknya disusun menurut urutan tertentu dan dihubungkan dengan
masalah yang luas.
Gambar dapat digunakan untuk suatu
tujuan tertentu seperti pengajaran yang dapat memberikan pengalaman dasar.
Mempelajari gambar sendiri dalam kegiatan pengajaran dapat dilakukan cara,
menulis pertanyaan tentang gambar, menulis cerita, mencari gambar-gambar yang
sama, dan menggunakan gambar untuk mendemonstrasikan suatu obyek.
Pengajaran dalam kelas dengan
gambar sedapat mungkin disajikan secara efektif. Gambar-gambar yang digunakan
merupakan gambar yang terpilih, besar, dapat dilihat oleh semua peserta didik,
bisa ditempel, digantung atau diproyeksikan. Penyajian gambar harus menarik,
memotivasi siswa, meningkatkan minat, perhatian, dan menambah pengetahuan
siswa.
- Mengajar Siswa Membaca Gambar
Terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam mengajar siswa membaca gambar:
- WarnaSiswa sangat tertarik pada gambar-gambar berwarna. Umumnya pada mulanya mereka mengamati warna sebelum mereka mengetahui nama warna, barulah mereka tafsirkan. Pada umumnya mereka memilikji kriteria tersendiri tentang kombinasi warna-warna. Melatih menanggapi, membedakan, dan menafsirkan warna perlu dilakukan guru terhadap para siswa.
- UkuranDapat dibandingkan mana yang lebih besar antara seekor ayam dengan seekor sapi, mana yang lebih tinggi antara seorang manusia dengan gereja, dan sebagainya.
- JarakMaksudnya agar anak dapat mengira-ngira jarak antara suatu obyek dengan obyek lainnya dalam suatu gambar, misalnya jarak antara puncak gunung latar belakangnya.
- GerakSesuatu gambar dapat menunjukkan suatu gerakan. Mobil yang sedang diparkir yang nampak dalam sebuah gambar, dalam gambar terdapat sebuah simbol-simbol gerakan.
- TemperaturMaksudnya, anak memperoleh kesan apakah di dalam gambar temperaturnya dingin atau panas. Bandingkan gambar yang menunjukkan musim salju dan gambar orang-orang yang berada dalam keadaan membuka pakaian. Maka dapat dibedakan temperatur rendah dan keadaan panas.
Selain beberapa hal yang telah
disebutkan diatas, hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan media gambar
terutama dalam proses belajar mengajar guruatau pendidik jangan lupa akan tujuan dari media yaitu
sebagai sarana atau alat untuk memudahkan siswa mengerti dan memahami materi
dalam proses belajar mengajar. Untuk menggunakannnya, langkah pertama yang harus
dilakukan yaitu mengambil contoh materi dan kelas yang akan menggunakan media
gambar. Untuk itu guru perlu sebuah RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
dimana RPP ini nantinya akan menuntun guru menggunakan media yang sudah di
persiapkan dan juga perlu diingat bahwa sebelum menggunakan media tersebut guru
harus mempersiapkannya dengan cara melihat kesiapan siswa akan penerimaan media
yang bersangkutan ataupun melihat kemampuan siswa dalam membaca media yang
digunakan.
Jadi untuk menerapkannya guru harus
memililih media yang sesuai dengan psikologi siswa dan karakteristik siswa yang
bersangkutan. Jangan sampai media pembelajaran ini terutama media gambar
bukannya menjadi media atau perantara yang baik malah menjadi suatu penghambat
dalam kegiatan belajar mengajar siwa dalam menerima materi pelajaran sehingga
penyerapan materi pelajaran pada siswa menjadi kurang maksimal.
- IPA
- Pengertian IPAIlmu Pengetahuan Alam (IPA) atau disebut ilmu Alamiah merupakan Ilmu Pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip (Maslikah & Susapti, 2009: 04), sedangkan menurut Garnida (2002: 253) pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, diperoleh dari pengalaman melalui rangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan-gagasan.Berdasarkan pengertian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa pengertian IPA adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya melalui proses penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan.
- Fungsi Mata Pelajaran IPA
- Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
- Mengembangkan keterampilan proses.
- Mengembangkan wawasan, sikap, dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.
- Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
- Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi (Garnida, 2002: 253-254).
Berdasarkan
hal tersebut diatas, sudah menjadi tugas guru atau pendidik untuk mengembangkan
dan merealisasikan fungsi-fungsi tersebut dalam kehidupan nyata para peserta
didiknya.
- Tujuan Mata Pelajaran IPA
Mata
Pelajaran IPA bertujuan agar siswa:
- Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
- Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang alam sekitar.
- Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
- Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa (Hadiat, 1996: v).
- Kegiatan Mata Pelajaran IPA
Di
dalam mata pelajaran IPA untuk mengembangkan keterampilan dapat dilakukan
dengan berbagai kegiatan, antara lain:
- Mempelajari berbagai peristiwa IPA, terutama yang ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
- Mengadakan pengamatan terhadap berbagai benda atau peristiwa alam.
- Belajar meramal dan menafsirkan sesuatu kejadian berdasarkan kaidah-kaidah IPA.
- Berlatih menerapkan konsep-konsep IPA dalam kehidupan seharihari.
- Belajar mengkomunikasikan gagasan-gagasan kepada orang lain dengan bahasa yang singkat tetapi jelas.
- Mengenali teknologi-teknologi sederhana yang ada kaitannya dengan kaidah-kaidah IPA. (Hadiat, 1996: vii).
- Ruang lingkup Mata Pelajaran IPA
Ruang lingkup mata
pelajaran IPA mencakup:
- Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya.
- Materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi: udara, air, tanah, dan batuan.
- Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat sederhana, cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda langit lainnya.
- Kesehatan, makan, penyakit, dan pencegahannya.
- Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan, dan pelestariannya. (Garnida, 2002: 254).
- Alat Pencernaan ManusiaSumber: Kamus visual
Proses pencernaan makanan diawali pada bagian mulut.
Di dalam mulut makanan dihaluskan oleh gigi dan kelenjar ludah. Kelenjar ludah
menghasilkan air ludah dan enzim ptialin. Enzim merupakan zat yang berguna
untuk menghancurkan makanan secara kimiawi menjadi bagian yang lebih halus.
Dari mulut makanan masuk menuju kerongkongan. Di
dalam kerongkongan terjadi gerak peristaltik, yaitu gerakan meremas-remas yang
dilakukan oleh dinding kerongkongan. Gerak peristaltik inilah yang menyebabkan
makanan dapat masuk ke dalam lambung. Di dalam lambung makanan yang sudah
dihaluskan oleh gigi di dalam mulut akan dilumatkan dan diaduk dengan bantuan
getah lambung. Getah lambung ini berguna untuk memecah makanan agar mudah
diserap oleh pembuluh darah.
Makanan yang telah dilumatkan di dalam lambung akan
berupa bubur halus sehingga mudah diserap oleh usus. Makanan yang telah dicerna
di dalam lambung kemudian masuk menuju usus dua belas jari. Di dalam usus dua
belas jari ini pencernaan dibantu oleh getah pankreas dan getah empedu. Getah
empedu dihasilkan oleh hati. Getah empedu digunakan untuk memecah lemak menjadi
butiran-butiran yang sangat halus sehingga dapat membantu kerja enzim lipase.
Getah pankreas dihasilkan oleh pankreas. Getah pankreas mengandung enzim
amilase, tripsine, dan lipase.
Amilase yang mengubah zat tepung menjadi gula.
Tripsine, yang mengubah protein menjadi asam amino. Lipase, yang mengubah lemak
menjadi asam lemak dan gliserol. Setelah itu, makanan disalurkan menuju usus
halus. Di dalam usus halus makanan dicerna kembali sehingga terbentuklah
sari-sari makanan. Sari-sari makanan inilah yang akan diserap oleh
dinding-dinding usus halus melalui pembuluh darah sehingga masuk ke dalam darah
untuk diedarkan ke seluruh tubuh.
Sisa makanan atau ampas makanan akan masuk ke dalam
usus besar.Selanjutnya sisa makanan tersebut dibusukkan oleh bakteri menjadi
kotoran. Kemudian, kotoran ini akan dikeluarkan dari tubuh melalui anus. Di
dalam usus besar tidak terdapat penyerapan sari makanan melainkan hanya
penyerapan air.
- Hasil BelajarProses belajar mengajar pada hakekatnya sebagai rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau menempuh pengalaman belajarnya. Guru merupakan fasilitator, yang bertugas menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa. Seperti yang ditulis oleh Suciati (2005) dalam bukunya mengungkapkan bahwa, secara umum fungsi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai fasilitator yang bertugas menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya pembelajaran pada diri siswa.Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap sudah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.Menurut Nasution (1995), belajar merupakan tingkah laku siswa dari tidak tahu menjadi tahu. Sehingga belajar mampu merubah diri seseorang dengan menggunakan serangkaian perlakuan atau kegiatan yang dapat merubah diri baik tingkah laku maupun sifat seseorang dapat dikatakan belalajar. Kegiatan ini tidak hanya membaca dan menulis di sekolah sebagai yang dilakukan oleh siswa.Untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan belajar siswa, perlu dilakukan suatu penilaian terhadap hasil belajar. Penilaian tersebut dapat dilaksanakan melalui tehnik tes maupun non tes. Menurut Ngalim Purwanto (2002) dalam bukunya, untuk mengevaluasi hasil belajar seorang guru dapat menggunakan dua macam tes, yaitu:
- Tes yang telah distandarkan (standardizet test)Suatu tes yang telah mengalami proses standarisasi, yakni suatu proses validasi yaitu benar-benar mampu meniali apa yang dinilai, dan keandalan (reability) yaitu tes tersebut menunjukkan ketelitian pengukuran yang berlaku untuk setiap orang yang diukur dengan tes (soal) yang sama.
- Tes bantuan guru sendiri (teacher made test)Suatu tes yang dibuat oleh guru dengan isi dan tujuan-tujuan khusus untuk sekolah atau sekolah tempat mengajar. Tes bantuan guru sebagaimana tersebut diatas, dapat dibagimenjadi dua golongan, yakni: tes lisan (oral test)atau tes tertulis (writes test). Tes tertulis masih dapat di bagi menjadi dua macam, yakni: tes obyektif dan tes essay. Tes semacam inilah yang biasa dipakai setiap guru di Sekolah untuk mengukur keberhasilan belajar siswa.
Menurut Sudjana 2004: 22 Hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.
Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana
membagi tiga macam hasil belajar mengajar: (1). Ketrampilan dan kebiasaan, (2).
Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana 2004:22).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah pengetahuan, ketrampilan, sikap dan ketrampilan yang diperoleh siswa
setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru
sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam
kehidupan sehari-hari.
Evaluasi
pendidikan yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar, adalah untuk
melihat sejauh mana komponen-komponenyang ada dalam pengajaran sesuai dengan
apa yang direncanakan. Menurut, Hilda Taba (1962;310) bahwa kegiatan yang utama
dalam evaluasi meliputi tujuan pengajaran, jangkauan, perubahan-perubahan
terhadap kualitas personal dan kemampuan siswa. Evaluasi yang dilaksanakan
dalam proses belajar mengajar dimaksudkan untuk menentukan nilai dari suatu peristiwa
belajar mengajar. Proses juga berperan untuk melakukan perubahan terhadap
tingkah laku dan sikap anak didik, yang berupa aspek kognitif, yang berhubungan
dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki anak didik, aspek efektif yang
menyangkut nilai-nilai, norma-norma yang mencerminkan perilaku anak didik dalam
kehidupan sehari-hari, aspek psikomotor berkaitan dengan ketrampilan yang
dimiliki anak didik setelah mereka mempelajari ilmu dan pengetahuan di sekolah.
Menurut
Djamarah ( 2000 : 45 ) hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah
dikerjakan, diciptakan baik secara indvidu ataupun kelompok. Hasil tidak akan
pernah didapat selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah
prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar.Hanya dengan
keuletan, sungguh – sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah
yang mampu untuk mencapainya.
Biasanya
lembaga yang lebih dikenal sebagai lembaga pembelajaran adalah sekolah, dan
dibimbing atau disusun oleh guru. Menurut Jonassen ( 1991 ) perpektif
kontruktivesme juga mempunyai pemahaman tentang hasil. Tetapi proses yang
melibatkan cara dan strategi dalam belajar juga dinilai penting. Dalam proses
belajar, hasil belajar, cara belajar dan strategi belajar akan mempengaruhi perkembangan tata pikir dan
skema berfikir seseorang.
Hasil
belajar merupakan hal penting dalam mempertimbangan dan menetapkan sesuatu yang
menyangkut masalah belajar. Hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan alat
ukur yang sesuai. Penilaian terhadap
hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana ia telah mencapai sasaran,
inilah yang disebut prestasi belajar.
Menurut
teori Gestalt ( 2002 ) yang terpenting dalam belajar adalah penyesuian pertama
yaitu mendapat respon atau tanggapan yang tepat. Belajar yang terpenting adalah
bikan mengulangi hal – hal yang harus dipelajari tetapi mengerti apa yang
dipelajari. Jadi yang terpenting dalam belajar adalah mengerti tetang apa yang
dipelajari.
BAB III
PELAKSANAAN
PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
- Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu
- Subjek PenelitianSubjek penelitian ini adalah siswa kelas V/C SDN Jatinegara Kaum 07 Pagi yang berjumlah 25 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Berikut adalah data siswa kelas V/C:
Tabel 1. Data Siswa Kelas V/C SDN Jatinegara Kaum 07 Pagi
NO.
|
NAMA
SISWA
|
L/P
|
|
ABSEN
|
INDUK
|
||
1
|
2420
|
ABDULLAH 'AMMAR AL-BASSAM
|
L
|
2
|
2427
|
ABDURROFI ROZAK PRATAMA
|
P
|
3
|
2383
|
AGUS PRASETYO
|
L
|
4
|
2386
|
AMANDA PUTRI PURNAMA
|
P
|
5
|
2387
|
ANGEL NATHALIA SOLING
|
P
|
6
|
2389
|
ARIFIN AKBAR
|
L
|
7
|
2390
|
ASEP FAJAR MUHAROM
|
L
|
8
|
2391
|
BUNGA PERMATA CINTA
|
P
|
9
|
2393
|
DINDA ANGGRAINI
|
P
|
10
|
2395
|
FIKA ANDINI STANIAWAN
|
P
|
11
|
2497
|
ISEP SOMANTRI
|
L
|
12
|
2400
|
KARENINA DEWI AHAYA
|
P
|
13
|
2401
|
KORNELIUS BASTIAN LUMBAN GAOL
|
L
|
14
|
2404
|
MUHAMMAD KEVIN BAWAAZIER
|
L
|
15
|
2405
|
NABIL SYOFWAN AL AYYUBI
|
L
|
16
|
2407
|
NEZA NURADIBHA
|
P
|
17
|
2409
|
PRADITHA AMALIA MAJID
|
P
|
18
|
2410
|
RAISYA ZAHWA SAPUTRA
|
P
|
19
|
2412
|
REVALDO VICO DE ROSSI
|
L
|
20
|
2414
|
SATRIO DARMAWAN
|
L
|
21
|
2415
|
SHELA AFIFAH
|
P
|
22
|
2416
|
SYAHIRA NOVIA RAHMA
|
P
|
23
|
2636
|
VICO RAFAEL
|
L
|
24
|
2417
|
YASMIN NAJWA
|
P
|
25
|
2418
|
ZIKRI IHSAN SHAUM
|
L
|
- Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di
SDN Negeri 07 Pagi, yang berlokasi di J. TB. Badaruddin No. 6, RT. 001/05.
Kelurahan . Jatinegara Kaum, Kecamatan. Pulogadung, Jakarta Timur . Walau letak sekolah ini tidak dipinggir jalan
raya namun lokasinya cukup strategis karena dekat dengan Stasuin Kereta Klender
dan kurang kurang lebih 1 Km dari Pasar klender.
Gambar 1.
SDN Jatinegara Kaum 07 Pagi
- Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan sebagai berikut :
Tabel 2.
Waktu Kegiatan
No
|
Kegiatan Siklus
|
Hari/Tanggal
|
Waktu
|
1
|
Siklus I
|
Rabu, 10 Agustus 2016
|
07.00-08.10
|
2
|
Siklus II
|
Jumat, 12 Agustus 2016
|
07.00-8.10
|
- Pihak yang MembantuBerikut ini adalah pihak-pihak yang membantu dalam pelaksaan penelitian ini:
Tabel 3. Data Guru SDN Jatinegara
Kaum 07 Pagi
NO
|
Nama/ NIP/ NUPTK
|
Pangkat/ Golongan
|
Jabatan
|
1
|
Drs.
Suhana, M.MPd
196001221986031003
|
Pembina/ IV A
|
Kepala Sekolah
|
2
|
Hj.
Sarhati
195612171979082001
|
Pembina/ IV A
|
Guru Kelas
|
3
|
Rusyati,
S.Pd
196109111985032004
|
Pembina/ IV A
|
Guru Kelas
|
4
|
Murtaki,
S.Pd
1965052311986031003
|
Pembina/ IV A
|
Guru Kelas
|
5
|
Suramto, S.Pd.
196605062000031003
|
Penata
Muda Tk I/ III B
|
Guru Kelas
|
6
|
Neni
Herliyani, S.Pd
197004032008012033
|
Pengatur
II C
|
Guru Kelas
|
7
|
Kurnia
Dwi Hartini, S.Pd
198708242014032003
|
Penata Muda/
III A
|
Guru Kelas
|
8
|
Cahyadi
Za’far, S.Pd
198011112014121001
|
Penata Muda/
III A
|
Guru Kelas
|
9
|
Hardi,
S.Pd
196601262016051001
|
Penata Muda/
III A
|
Guru Kelas
|
10
|
Toha,
S.Ag
6761 7476 5120 0002
|
Honor
|
Guru Agama Islam
|
11
|
Ahmad
Syarif, S.Pd.I.
1933 7536 5411 0042
|
Honor
|
Guru Agama Islam
|
12
|
Fika
Hastaria, S.Pd.
9547 7646 6621 0113
|
Honor
|
Guru Kelas
|
13
|
Rima
Fitria, S.Pd.
9836 7676 6820 0002
|
Honor
|
Guru Kelas
|
14
|
Endang
Sunarsih, S.Pd
1336747650300053
|
Honor
|
Guru Kelas
|
15
|
Indra
Purnama, SH
2243763664110053
|
Honor
|
Guru PJOK
|
16
|
Purwanto,
S.Mn
2444756658200013
|
Honor
|
Operator
|
17
|
Elizabeth, S.Pd.
7860765666210112
|
Honor
|
Guru Bahasa Inggris
|
18
|
Kosim
Nurseha, S.Pd.SD
20104112189001
|
Honor
|
Guru Kelas
|
19
|
Bambang
Sutanta
4447744645110012
|
Honor
|
Guru Tari/SBK
|
20
|
Saripudin
4250758658200013
|
Honor
|
Penjaga Sekolah
|
21
|
Uhai
|
Honor
|
Satpam Sekolah
|
- Deskripsi Rencana Siklus
- Metologi PenelitianPada penelitian ini peneliti mencoba melakukan suatu jenis penelitian yang disebut dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh seorang guru dalam kelasnya sendiri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, pendidik dan mengefektifkan praktik pembelajaran sehingga meningkatkan hasil belajar peserta didik melalui refleksi diri (IGAK Wardhani, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Penerbit UT). Mills mendefinisikan PTK sebagai “Systematic Inquiry” yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktik yang dilakukannya. Berikut ini adalah gambaran model PTK Kemmis dan Mc Taggart, 1991 (http://www.ishaqmadeamin.com) :Gambar 2. Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis dan Mc Taggart
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan melalui
pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap, yaitu merencanakan, melakukan
tindakan, mengamati dan melakukan refleksi. Secara garis besar penelitian
tindakan kelas menurut Ahmad HP, 1999
(Endang S Cahaya, Metode Penelitian,
Jakarta: LAM UNJ) mencakup empat taraf pengkajian cylical (daur ulang) seperti digambarkan berikut ini:
Gambar
3. Siklus PTK
Perencanaan adalah tahap yang pertama dalam PTK,
dimana rencana ini adalah patokan dalam melaksanakan kegiatan/ tindakan. Tahap
kedua adalah melakukan tindakan, dimana tahap ini merupakan pelaksanaan dari
rencana yang telah dibuat. Tahap ketiga adalah mengamati, yang dilaksanakan
ketika dan selama kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Refleksi adalah tahap
keempat dimana guru dapat merenungkan alasan pelaksanaan tindakan dan dapat
mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kegiatan/ tindakan yang telah dilakukan.
PTK menurut Carr dan Kemmis adalah suatu bentuk
refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan (guru, siswa atau kepala
sekolah) dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki
rasionalitas dan kebenaran (a) praktik-praktik sosial atau pendidikan yang
dilakukan sendiri, (b) pengertian mengenai praktik-praktik ini, dan (c)
situasi-situasi (dan lembaga-lembaga) tempat praktik-praktik tersebut
dilaksanakan (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/Penelitian Tindakan Kelas).
- Prosedur Pelaksanaan PTK
- Sumber Data
- Informasi Penilai 1
Nama
|
Suramto, S.Pd
|
Tempat/
Tanggal Lahir
|
Klaten, 6 Mei 1966
|
Agama
|
Islam
|
Status
|
Menikah
|
Pendidikan Terakhir
|
S1
|
- Informasi Penilai 2
Nama
|
Drs. Suhana, M.MPd
|
Tempat/
Tanggal Lahir
|
Ciamis, 22 Januari 1960
|
Agama
|
Islam
|
Status
|
Menikah
|
Pendidikan Terakhir
|
S2
|
- Informasi Kolaborator
Nama
|
Cahyadi Za’far, S.Pd
|
Tempat/
Tanggal Lahir
|
Jakarta, 11 Novemver 1980
|
Agama
|
Islam
|
Status
|
Menikah
|
Pendidikan Terakhir
|
S1
|
- Instrumen PenilaianTeknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, mengacu pada paradigma penelitian kualitatif dan kuantitatif. Hal ini juga diperkuat berdasarkan menurut Kemmis dan Mc Taggart menyatakan bahwa tehnik yang dapat digunakan dalam memantau penelitian tindakan antara lain : catatan anekdot, catatan lapangan, deskripsi perilaku ekologi, analisis dokumen, portofolio, angket, wawancara, sosiometri, foto slide dan tes kemampuan siswa. (Robbin Mc Taggart dan Stephen Kemmis, The Action Research Planner (Australia : Deakin University, LSD, 1990) h. 100-105)Berdasarkan pendapat diatas, peneliti dalam mengumpulkan data penelitian ini menggunakan asemen awal, wawancara, observasi, foto. Hal ini bertujuan untuk dapat memperoleh data yang akurat dan terpercaya serta nyata. Data ini untuk dapat ditelaah guna menghasilkan data deskriptif, sehingga memudahkan peneliti untuk merefleksikan dan menghasilkan data penelitian yang valid dan reliabel. Oleh karena itu instrumen yang digunakan berupa :
- Lembar Asesmen, digunakan untuk menjaring data tentang kecerdasan interpersonal. Asesmen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan dua jenis yakni Asesmen awal (pre test) dan asesmen akhir (post test). Pre test, digunakan untuk mengukur kemampuan awal tiap-tiap anak sebelum dilakukan tindakan. Post test dilakukan setelah dilaksanakan akhir setiap siklus.
- Observasi, untuk mengetahui perilaku anak selama proses kegiatan berlangsung. Hasil observasi berbentuk catatan lapangan yang mendeskripsikan kegiatan. Pelaksana observasi adalah peneliti dan kolaborator, dengan mengamati proses pelaksanaan tindakan, pengaruh, kendala atau masalah yang timbul selama proses tindakan berlangsung. Observasi ini akan dilakukan terhadap fokus pengamatan yang telah disepekati bersama antara peneliti dan kolaborator. Data hasil observasi ini akan diadakan diskusi balikan atau refleksi kolaboratif antara peneliti dan guru terhadap hasil observasi, hasil selanjutnya dijadikan pijakan bagi perimusan rencana tindakan berikutnya.
- Wawancara, digunakan untuk memperoleh data yang diungkap secara lisan atau kata-kata langsung dari anak dan guru. Wawancara digunakan untuk mengetahui tentang hasil refleksi serta perubahan yang terjadi dari setiap siklus berdasarkan pelaksanaan penelitian. Disetiap siklus ini akan diadakan wawancara, ini dimaksudkan untuk memantapkan data yang diperoleh dari observasi. Wawancara ini akan dihentikan jika data dan informasi yang diperoleh telah mencukupi.
- Dokumentasi, digunakan untuk mendapatkan data tentang pelaksanaan kegiatan selama penelitian berlangsung. Gambar-gambar dan foto-foto ini juga untuk mendapatkan data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan tindakan serta perilaku anak yang tidak tercatat dalam rencana pembelajaran dan lembar observasi.Berdasarkan kajian pustaka yang telah dibuat, penyusunan instrument penilaian adalah sebagai berikut:
Tabel
4. Variabel :
Meningkatkan hasil belajar
No
|
Indikator
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
Siswa dapat mengenal
alat pencernaan manusia.
|
||||
2
|
Siswa dapat
menyebutkan alat pencernaan manusia.
|
||||
3
|
Siswa dapat memahami
fungsi dari alat-alat pencernaan manusia.
|
||||
4
|
Siswa
dapat mengurutkan proses pencernaan manusia.
|
||||
5
|
Siswa
dapat membedakan proses pencernaan mekanis dan kimia.
|
||||
6
|
Siswa
dapat memahami peristiwa yang terjadi dilambung saat pencernaan.
|
||||
7
|
Siswa
dapat memahami istilah gerak peristaltik, umbai cacing.
|
||||
8
|
Siswa
dapat memahami cara menjaga kesehatan sistem pencernaan.
|
||||
Skor
|
Keterangan
Nilai :
- Kurang (K)
- Cukup (C)
- Baik (B)
- Sangat Baik (SB)
c. Rancangan Tindakan
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Langkah-langkah dalam siklus terdiri dari :
- Rencana Pelaksanaan
Siklus 1
Tabel
5. Rencana Pelaksanaan
sikus 1
Hari
|
Pertemuan
|
Kegiatan
|
Rabu
|
1
|
a)
Mengamati gambar dan
menyebutkan alat pencernaan makanan.
b)
Mengamati gambar dan
menyebutkan bagian dari tiap alat pencernaan.
|
Siklus 2
Tabel
6. Rencana Pelaksanaan
Siklus 2
Hari
|
Pertemuan
|
Kegiatan
|
Jumat
|
1
|
a)
Mengamati gambar dan menyebutkan fungsi alat pencernaan.
b)
Memahami dan
menyebutkan cara menjaga kesehatan alat pencernaan.
|
- RefleksiRefleksi ini merupakan kegiatan dalam menganalisis, memahami dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan dan catatan lapangan. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes dan observasi, serta menentukan perkembangan kemajuan kelemahan yang terjadi, sebagai dasar perbaikan pada siklus berikutnya.Pada siklus I, pelaksanaannya berdasarkan refleksi dari pra siklus dan pelaksanaannya terdiri dari empat tahap pelaksanaan : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dalam proses kegiatan pembelajaran siklus I ini telah banyak ditemukan kelemahan-kelemahan dan di sini diadakan perbaikan.Pada siklus II, pelaksanaannya berdasarkan refleksi dari siklus I dan pelaksanaannya pun sama, yaitu terdiri dari empat tahap pelaksanaan : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dalam proses kegiatan pembelajaran siklus II ini telah banyak dilakukan perbaikan-perbaikan dari kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus I, sehingga diharapkan hasil pembelajaran bisa meningkat. Setelah dilakukan uji kompetensi pada siklus II ini ternyata hasilnya sudah mencapai target yang diinginkan. Dengan demikian penelitian diberhentikan pada siklus II ini karena sudah mencapai target KKM.
- Rancangan Perbaikan Siklus 1
- Perencanaan Perbaikana. Materi yang diajarkan tentang alat pencernaan dan ,bagian-bagian dari alat pencernaan.b. Media yang digunakan adalah dengan media gambar yang guru sediakan dipapan tulis. Menunjukkan gambar-gambar alat pencernaan dalam tubuh dan bagian-bagiannya.c. Metode yang digunakan
- Ceramah
- Pengamatan
- Tanya jawab
- Penugasan
d. Fokusnya
Menarik minat dan meningkatkan hasil
belajar siswa kelas V terhadap pelajaran IPA tentang sistem pencernaan
manusia supaya hasilnya lebih
baik.
3.2 Pelaksanaan Perbaikan
- Guru memberi saran.
- Guru memberi apersepsi dengan pertanyaan tentang materi yang akan dipelajari.
- Guru menyampaikan tujuan.
- Siswa diajak guru memperhatikan media gambar yang guru sediakan.
- Melalui penggunaan media gambar guru menjelaskan tentang alat pencernaan manusia.
- Melalui metode ceramah guru menjelaskan alat pencernaan manusia.
- Melalui media gambar, guru menunjukkan alat pencernaan manusia.
- Melalui metode Tanya jawab, guru menanyakan alat pencernaan manusia dan bagian-bagiannya.
- Siswa bersama guru menyimpulkan materi tentang sistem pencernaan manusia.
- Guru memberikan soal evaluasi.
- Guru memberikan pekerjaan rumah.
- Pengamatan/ Pengumpulan DataPengamatan yang dilakukan penulis adalah tentang meningkatkan minat siswa dan peningkatan hasil pembelajaran selama mengikuti pembelajaran, berdasarkan pengamatan yang dilakukan tampak bahwa minat dan hasil belajar siswa dalam mengikuti pelajaran kurang, ini disebabkan karena :
- Guru belum sepenuhnya melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.
- Media gambar yang disediakan kurang menarik.
- Guru tidak efisien waktu dalam pembelajaran.
- Refleksi
Pada
siklus ini guru akan berusaha menarik siswa dengan cara :
- Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran
- Menambah media gambar yang lebih variatif dan menarik.
- Mengelola waktu dengan baik.
- Rancangan Perbaikan Siklus 24.1 Perencanaan Perbaikan
a. Materi yang diajarkan
tentang sistem pencernaan manusia.
b. Media yang digunakan adalah dengan media
gambar alat-alat penernaan dalam tubuh manusia.
c. Metode :
- Ceramah
- Tanya jawab
- Diskusi
d. Fokusnya :
Menarik
minat dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas V terhadap pembelajaran IPA dengan menggunakan media gambar.
- Pelaksanaan Perbaikan
- Guru memberikan salam
- Guru mengadakan apersepsi melalui pertanyaan
- Guru menyampaikan pembelajaran
- Melalui metode tanya jawab guru menanyakan tentang alat pencernaan manusia dan fungsinya.
- Melalui metode diskusi, siswa mengurutkan/menjelaskan terjadinya proses pencernaan dalam tubuh manusia.
- Guru bersama siswa menyimpulkan materi
- Guru memberi soal evaluasi
- Guru memberi pekerjaan rumah.
- Pengamatan/ Pengumpulan Data
Pada siklus kedua ini minat dan hasil belajar siswa
sudah mulai meningkat, namun
masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dan kurang semangat, ini disebabkan karena guru kurang memberi
perhatian pada siswa yang pasif.
- Refleksi
Pada siklus ini guru akan berusaha menarik minat dan
meningkatkan hasil belajar
siswa dengan cara :
a. Melibatkan siswa dalam
penggunaan media
b. Meminta
siswa untuk maju ke depan untuk lebih mengamati media alam berupa taman dan kebun sekolah.
c. Memilih media yang
lebih tepat dan dekat dengan
siswa
BAB V
SIMPULAN DAN
SARAN DAN TINDAK LANJUT
- Simpulan
Media
gambar sebagai perantara dalam proses pembelajaran menggambarkan atau
memfisualisasikan materi ajar yang bertujuan untuk memudahkan siswa mengerti
dan memhami secara optimal mengenai materi atau bahan ajar yang di berikan guru
pada siswa.
Dalam
setiap hal memang tidak ada yang sempurna secara penuh dalam artian media
gambarpun mempunyai beberapa kekurangan. Namun kekurangan tersebut telah
tertutupi oleh kelebihannya yang sangat banyak selain itu dalam proses
pembuatannya media gambar tidak membutuhkan banyak biaya.
Berdasarkan
pembahasan hasil penelitian yang telah peneliti uraikan pada bab IV, dapat
disimpulkan bahwa dengan menggunakan media pembelajaran berupa gambar dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA )sistem pencernaan manusia, siswa lebih
mampu dan berkesempatan untuk berekspresi serta berpikir secara logis dan
sistematis. Hal tersebut berdampak positif dimana siswa pada akhirnya akan
lebih memahami materi yang disampaikan dan mendapatkan hasil belajar sesuai
dengan yang diharapkan. Penggunaan media gambar terbukti juga dapat
meningkatkan gairah, minat, dan motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, hal
tersebut tampak pada sikap dan perilaku antusias siswa ketika di kelas
Dalam penggunaannya
dalam proses pembelajaran, untuk mendapatkan hasil yang optimal kita harus
mengetahui mengenai beberapa hal yang merupakan prinsip-prinsip dari media
gambar tersebut. Hal yang terpenting dalam menggunakan media gambar kita harus
memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Mengetahui kriteria serta
prinsip media yang digunakan, (2) Melakukan persiapan dalam menggunakan media,
(3) Memilih media yang sesuai, (4) Tingkat kesesuaian anak membaca membaca dan
menggunakan media, (5) Persiapan rencana pembelajaran untuk menuntun penggunaan
media, (6) Cara menggunakan media yang menarik hati dan minat siswa dan
menambahkan berbagai macam warna serta motif yang menarik bagi siswa.
Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
- Penggunaan media gambar dapat meningkatkan kualitas/ keberhasilan siswa dalam memahami materi Ilmu Pengetahuan Alam tentang sistem pencernaan manusia yang ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar siswa.
- Terlihat adanya peningkatan minat belajar, pemahaman materi siswa atau nilai keberhasilan siswa dalam pembelajaran dengan peningkatan langkah-langkah dalam operasional pembelajaran yang telah dirancang dalam peneliitian tindakan kelas.
- Saran dan Tindak LanjutSetelah diteliti, disimpulkan, dan diketahui bahwa penggunaan media pembelajaran berupa gambar dapat meningkatkan pemahaman materi siswa dan terbukti dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran, maka penulis menyarankan:
- Saran untuk Guru
- Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalannya dengan merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif
- Guru harus mampu menggunakan metode dan metode pembelajaran yang tepat atau beragam.
- Guru harus lebih giat lagi dalam menggunakan media pembelajaran sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
- Guru harus mampu mengatur waktu agar alokasi waktu dapat sesuai dengan jumlah materi yang harus diajarkan.
- Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalannya dengan merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif
- Guru adalah ujung tombak bagi terciptanya generasi masa depan yang handal dalam segala bidang oleh karena itu harus kreatif, inovatif, komonikatif dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
- Saran untuk Siswa
- Siswa harus lebih berpartisipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran
- Siswa harus mampu dan berani/percaya diri saat menyampaikan tanggapan, sanggahan dan komentar pada saat berdiskusi
- Siswa harus lebih berkonsentrasi ketika guru mengajukan pertanyaan.
- Saran untuk Kepala Sekolah
- Hendaknya sekolah mengadakan sosialisasi atau pelatihan mengenai metode pembelajaran untuk guru.
- Sebaiknya sekolah mengadakan pelatihan penggunaan media pembelajaran khususnya komputer bagi guru yang belum menguasai komputer.
- Sebaiknya sekolah lebih sering mengadakan supervisi supaya kualitas mengajar guru bisa diperbaiki.
- Saran untuk Peneliti Selanjutnya
- Diharapkan peneliti lainnya mampu menguasai metode yang akan digunakan.
- Diharapkan peneliti lainnya mampu mengkolaborasikan metode yang akan digunakan dengan metode lainnya.
- Diharapkan peneliti lainnya menggunakan media pembelajaran yang paling tepat dan cocok untuk melaksanakan penelitian.
No comments:
Post a Comment