Tuesday 18 March 2014

Dibalik Gagahnya Gapura Laboratorium Dinas Pertamanan Kota Medan

Dibalik Gagahnya Gapura Laboratorium Dinas Pertamanan Kota Medan. Jalan Pinggir Kali merupakan jalan alternative sebagai pintasan jalan dari simpang Titi Bobrok ke Jalan Perjuangan daerah Setia Budi Kota Medan. Lebar jalannya tidak begitu besar sekitar 3 - 4 meter dan juga tidak begitu buruk, walaupun di beberapa ruas jalan terdapat lubang - lubang. Namun cukup baik untuk ukuran performance sebuah jalan kecil di Kota Medan.

Duapilar yang berdiri dengan tulisan Laboratorium Dinas Pertamanan merupakan daya tarik ditengah buruknya tata kota Medan. Begitu disayangkan, suguhan pemandangan yang  pertama  menyambut adalah kali atau parit besar yang dibangun  oleh Pemko Medan dengan tujuan pengendali banjir. Ternyata berubah fungsi dari tujuan sebenarnya yaitu sebagai Tong Sampah terpanjang di Kota medan. Hanya Pemko Medan yang mengetahui berapa panjang kali tersebut, yang jelas kali ini merupakan pendamping dari beberapa jalan kecil yang satu sama lain saling sambung menyambung dan sangat efektif untuk menghindari kemacetan. Jiaka kita bertanya,Tempat  sampah apakah yang  terpanjang dan terbesar di indonesia dan terutama di Kota Medan? mari kita jawab dengan serentak  kali.
Nah pinter, pembangunan kali yang notabennya dananya bersumber dari masyarakat, dan dioleh oleh pemko Medan untuk membangun sebuah drainase besar supaya mengindari banjir, ternyata hanya sebuah tempat sampah terpanjang dan terbesar dari seluruh tempat sampah yang pernah diproduksi di Kota Medan bahkan di seluruh dunia . Dari ujung ke ujung, dari seberang ke seberang sampah selalu ada untuk menghiasi kali tersebut. Entah siapa yang hendak kita salahkan dan entah siapa pula yang mau membersihkan. Namun yang pasti   suatu saat masyarakat Kota medan yang akan menjadi korban banjir karena pembangunan yang tidak tepat sasaran atau tidak tetap pemeliharaan. Bila kita perhatikan memang, terdapat sebuah spanduk yang bertuliskan himbauan "Dilarang Membuang Sampah di sepanjang bantaran sungai "  Buanglah sampah ke TPS / dekat kebun pembibitan – Terima Kasih". Tapi sekuat apakah sebuah himbauan ?? Mungkin perlu suatu sistem yang baik untuk merubah pola pikir masyarakat bangsa ini.


 Saat kita bergerak dari gapura Sekitar 11 – 17 meter disebelah gapura , terdapat  container besar seakan merupakan penerima  tamu yang datang dengan  menunjukan betapa banyak timbunan sampah yang didalamnya seakan ingin diperhatikan oleh  para pemulung sampah supaya para pemulung bisa mengais rejeki dari sisa sisa kekayaan Kota Medan.






Di seberang pintu masuk Laboratorium, berdiri sebuah sebuah tembok batu besar yang bertuliskan Galery, Nursery, Horticulture Laboratorium Dinas Pertamanan Kota Medan 
Sekarang kita coba melihat kedalam area Laboratorium Dinas Pertamanan kota medan ini. Kita bisa melihat beberapa bangunan terpisah dan beberapa orang yang tidak berpakaian dinas berjalan hilir mudik entah itu pekerja dinas pertamanan atau pengunjung.



Luar biasa. Anda bisa lihat sendiri ,bongkahan kayu yang berserakan di areal tersebut.
Padahal banyak harapan yang tumbuh dari padanan kalimat Laboratorium Dinas Pertamanan, terutama harapan untuk memperindah, mempersejuk dan memperhilangkan sampah – sampah yang notabene merupakan musuh dari sebuah taman. Harapan akan banyaknya program program baru yang lebih memfokuskan diri pada makna Dinas Pertamanan dari pada berfokus pada bagaimana pembagian anggaran. Bila kita lihat ,Kota Medan merupakan Ibukota dari sebuah Provinsi Sumatera Utara , Kota yang menurut sebagian orang memiliki kemajuan dan perkembangan pembangunan cukup pesat. Namun apakah taman-taman kota bisa bertambah,seiring bertambahnya popuasi di kota medan?  dan cukupkah taman-taman yang ada untuk memproduksi Oksigen dan menguragi polusi udara di kota medan ? Kita berharap banyak kepada dinas pertamanan untuk bisa menata bunga dan tanaman di tengah-tengah trotoar jalan, ya paling tidak bisa menambah keindahan kota.



Jika kita lihat di pinggir kali. Di beberapa titik sepanjang kali, dibuat beberapa Mainpost yang bertuliskan Departemen Pekerjaan Umum – Proyek Pengendalian Banjir Kota Medan dan sekitarnya dan yang menandakan  tanah milik negara. dari Mainpost yang satu ke mainpost lainnya berjarak kurang lebih 300 meter, terkadang dipisahkan pohon- pohon dari tanah yang tidak terurus, terkadang  timbunan sampah ,taman kecil dan bahkan yang lebih disayangkan lagi  terkadang dipisahkan rumah penduduk . Padahal pada statute tersebut jelas tertulis dilarang Mendirikan Bangunan, Menanam Tanaman, Menggembalakan Ternak diatas Tanah Tersebut.

Disisi lain anda akan melihat indahnya Kota medan. Dihiasi dengan sebuah taman kecil yang terletak tepat dipersimpangan jalan. Beberapa orang tua dengan senang  membawa anaknya untuk bermain di alat – alat permainan yang ada ,yah mungkin karena gratis.  Mungkin karena ,gratis sehingga tiang-tiang ayunan  tidak terawat  dengan karat dan lubang-lubang kecil pada pegangan atau tempat duduk akibat air hujan dan panas tidak ada yang mamperhatikan bahkan memperbaikinya .

kita berdoa saja semoga tidak ada anak-anak yang infeksi akibat tergores oleh tiang-tiang berkarat ditaman tersebut. Tumbuhnya tanaman disekitar taman juga terlihat jauh dari kesan membuat taman yang indah dan nyaman.
Seharusnya Pemko Medan berpikir dan berinisiatif selaku pengabdi masyarakat. Haruskah ada pertanyaan Apakah taman- taman yang telah ada saat ini sudah mampu untuk menjadi  tempat tujuan utama menghilangkan penat bagi warga Kota Medan  yang terkadang ingin menghibur diri bersama kelurga atau teman-temannya untuk  sejenak jauh dari kebisingan dan kesibukan? Seharusnya Pemkomedan mampu mempasilitasi bagaimana supaya masyarakatnya merasa nyaman berada di sebuah taman kota yang bisa di kunjungi siapa saja untuk besenda gurau bersama keluarga dan teman - teman. Jangan hanya dipusat kota, namun seharusnya di pinggir-pinggir kota medan juga dibangun secara layak dan benar.  Karena kita tahu bahwa tidak semua orang bisa memiliki tanah yang luas dipekarangan rumahnya untuk membangun taman sendiri. Ataupun tidak semua warga di kota medan mampu dan senang untuk mencari hiburan dan melepas kepenatan untuk jalan-jalan ke mall yang satu, lalu pindah ke mall yang lainnya hanya untuk menghilangkan kepenatan dan mencari hiburan dan berkumpul bersama keluarga dan teman. Kita hanya mampu berharap bahwa Dinas Pertamanan bisa menciptakan  taman-taman kota yang baik dan layak untuk dijadikan tempat menghibur diri,melepaskan kepenatan dan bisa berkumpul dengan keluarga dan teman.  Ya paling tidak  bisa meyejukkan mata yang melihatnya. Kita tidak tahu,upaya apa yang akan dilakukan Dinas pertamanan kota medan untuk merubah dan mewujudkan Kota Medan Yang Indah dan Asri,yang mampu menjadi etalase kota-kota disekitarnya sebagai Ibukota provinsi. Entah itu memberikan pelatihan kepada para karyawannya tentang cara belajar menata tanaman dan memilih tanaman yang baik untuk pertamanan kota, Biar Tuhan dan Waktu yang menjawabnya.

























No comments:

Post a Comment