Friday, 12 January 2018

DIFTERI PENYAKIT YANG MENULAR DAN MEMATIKAN

DIFTERI PENYAKIT YANG MENULAR DAN MEMATIKAN. Kali ini penulis akan membagikan informasi mengenai penyakit yang sedang booming saat ini yaitu Difteri, Difteri tergolojng penyakit yang sangat berbahaya dan mematikan bila tidak segera ditangani secara benar.  Karena itu kita harus mengenali ciri dan tanda-tanda penyakit Difteri ini , supaya bila ada ciri-ciri yang sama kita alamami, atau anak dan istri serta saudara kita,  bisa segera meminta pertolongan penanganan secepatnya ke Dokter atau Rumak Sakit terdekat.
Beradasarkan data tahun lalu , dari 11 provinsi di Indonesia sudah terdpat total 473 kasus. Dengan korban yang meninggal karena penyakit difteri ini sebanyak 32 orang. Yang paling banyak terkena penyakit difteri adalah anak-anak pada usia 1-9 tahun yakni sebanyak 308 kasus , anak-anak usia 10-14 tahun 45 kasus, dan usia 15 tahun keatas( remaja sampai dewasa) 117 kasus.
Berikut data lengkap kasus dan kematian difteri per Januari-November 2017:
Aceh
: 76 kasus, 3 kematian
Banten
: 57 kasus, 3 kematian
Jawa Timur
: 265 kasus, 11 kematian
Gorontalo
: 1 kasus, 0 kematian
Babel
: 3 kasus, 2 kematian
Kalimantan Barat
: 3 kasus, 1 kematian
Kalimantan Tengah
: 1 kasus, 0 kematian
Lampung
: 1 kasus, 0 kematian
Sulawesi Selatan
: 3 kasus, 0 kematian
Sulawesi Tenggara
: 4 kasus, 0 kematian
Sulawesi Tengah
: 1 kasus, 0 kematian
Riau
: 8 kasus, 0 kematian
Sumatera Barat
: 17 kasus, 0 kematian
Sumatera Selatan
: 2 kasus, 0 kematian
Sumatera Utara
: 2 kasus, 0 kematian
Jawa Tengah
: 12 kasus, 0 kematian
DKI Jakarta          
: 13 kasus, 2 kematian
Jambi
: 4 kasus, 0 kematian
Jawa Barat
: 117 kasus, 10 kematian

Dari data tersebut diatas, jelas bahwa penyakit Difteri ini sangat berbahaya dan mematikan. Karena itu kita perlu mewaspadai penaykit ini dengan cara mengenal ciri-ciri dari penyakit ini.         
Hal pertama yang perlu di ketahui adalah apakah yang dimaksut  penyakit Difteri itu??
Penayakit Difteri adalah penyakit yang di timbulkan akibat terinfeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae .
Bakteri difteri berasal dari kelompok bakteri gram positif yang sifatnya sangat mudah menyebar, sehingga risiko difteri akan mewabah pada suatu keluarga atau daerah sekitarnya  menjadi lebih cepat bila tidak segera di tangani.
Bakteri difteri memiliki kemampuan untuk memproduksi racun yang dapat terbawa ke aliran darah dan tersebar ke berbagai organ di dalam tubuh. Akan terjadi dampak yang sangat fatal ketika racun ini masuk ke jantung dan sistem saraf.
Apabila racun difteri masuk ke jantung, maka ia dapat merusak otot-otot jantung sehingga menyebabkan penderitanya mengalami gagal jantung dan berujung pada kematian.
Apabila racun difteri ini merusak saraf pada sistem pernapasan, maka penderitanya akan mengalami kesulitan bernapas, sesak napas, hingga gagal napas yang akan berujung pada kematian.
Pada beberapa kasus difteri juga dapat berdampak pada kulit. Penderita difteri jenis ini akan mengalami borok pada kulit yang dapat menyebabkan kulit menjadi bolong.
Seseorang tidak akan meyadari dirinya terinfeksi bakteri ini dalam kurun waktu + 2 hari. Karena dalam kurun waktu tersebut, sesorang yang terinfeksi tidak merasakan gejala-gejala atau dampak apapun dalam tubuhnya. Harus diketahui inkubasi penyakit difteri terjadi antara 2-5 hari. Artinya setelah 2-5 hari terinfeksi barulah penderita akan merasakan dan mengalami gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penyakit difteri ini.
Pada umumnya Bakteri ini menyerang selaput lendir pada tenggorokan dan hidung. Namun dalam kondisi tertentu difteri juga bisa menyerang kulit.
Karena itu kita harus mengenali Ciri – ciri dan gejala-gejala awal  saat Difteri ini  terinkubasi.
Ciri – ciri dan gejala-gejala awal yang ditimbulkan Bakteri Corynebacterium ( Penyakit Difteri) adalah:
Pada umumnya Bagian tubuh yang pertamakali diserang oleh bakteri ini adalah kelenjar lendir pada tenggorokan dan hidung. Sehingga akan tampak dan dirasakan gejala-geja DIFTERI  sebagai berikut:
  •  Mengalami radang tenggorokan. 
  •  Demamnya tidak terlalu tinggi namun membuat badan terasa panas dingin (menggigil)
  • Muncul lapisan berwarna putih hingga abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel. 
  •  Sakit saat menelan. 
  •  Suara menjadi serak.
  • Demam menggigil. 
  •  Detak jantung meningkat
Ciri khas terjangkitnya seseorang dengan bakteri ini dapat dilihat dari terbentuknya lapisan berwarna abu-abu yang disebut pseudomembran pada tenggorokan dan amandel. Lapisan berwarna abu-abu tersebut merupakan tumpukan sel-sel mati akibat dari racun yang dihasilkan oleh bakteri difteri. namun saat bakteri ini tidak segera tidanganni pada tingkatan yang lebih lanjut Corynebacterium diphtheriae akan memproduksi zat racun bernama exotoxin yang tersebar lewat aliran darah dan dapat merusak organ vital seperti ginjal, jantung, jaringan saraf, dan otak.
                     
Berikut ini gambar tenggorokan yang terkena penyakit Difteri. 
Contoh Tenggorokan yang terkena Penyakit Difteri pada anak

  
Tanda-tanda seseorang terkena penyakit difteri yang selanjutnya yakni:
Tubuh menjadi lemas.
Sesak napas.
Mengalami pembengkakan pada limfa atau kelenjar getah bening. Dapat dilihat dari leher yang membengkak.
Batuk keras.
Mengalami pilek yang berangsur-angsur semakin parah, bahkan disertai dengan mengeluarkan ingus yang bercampur darah.
Mengalami gangguan pada penglihatan.
Kesulitan bicara.
Kerusakan otot jantung.
Kerusakan saraf dan otak.
Kematian. 
Orang dewasa juga berpotensi sebagai carrier atau pembawa kuman (bakteri difteri). Jadi meskipun mereka tidak mengalami sakitnya, namun mereka tetap berpotensi menularkan difteri kepada orang lain
Bagaimana cara penularan penyakit difteri?
Cara penularan penyakit difteri adalah melalui kontak langsung atau kontak jarak dekat dengan penderita. Yang paling umum adalah terhirup percikan cairan/ lendir yang bertebaran di udara pada saat penderita batuk atau bersin.
Selain itu difteri juga bisa ditularkan melalui kontak dengan benda-benda yang sudah terkontaminasi oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Misalnya sapu tangan atau handuk bekas pakai penderita, atau benda-benda lain yang dapat menjadi media perpindahan bakteri difteri dari satu orang ke orang lainnya.
Pada kasus yang cukup langka, difteri juga bisa ditularkan melalui kontak langsung pada borok difteri, yaitu apabila seseorang menyentuh borok penderita difteri maka ada risiko orang tersebut akan tertular.
Bagaimana cara mencegah penyakit difteri?
Cara mencegah penyakit difteri adalah dengan melakukan imunisasi DPT. Imunisasi DPT merupakan program wajib dari pemerintah Indonesia. Imunisasi ini mencakup pemberian vaksin difteri, pertusis, dan tetanus.Bisa dikatakan cara paling efektif untuk mencegah penyakit difteri adalah dengan memastikan setiap anak pada setiap daerah mendapatkan imunisasi DPT lengkap.
Di Indonesia, pemberian vaksin DPT dilakukan 5 kali yakni saat anak berusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, satu setengah tahun, dan lima tahun.
Dan untuk memberikan perlindungan tambahan dapat juga diberikan booster dengan vaksin bernama Tdap/Td pada usia 10 tahun dan 18 tahun. Vaksin ini dapat berikan ulang setiap rentang waktu 10 tahun.
Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa dilakukan jika salah seorang anggota keluarga Anda terkena penyakit difteri:
Jika salah seorang anggota keluarga mengalami gejala yang mirip gejala-gejala awal terkena penyakit difteri seperti disebutkan di atas, maka segeralah periksakan ke dokter. Jangan ditunda-tunda.
Hindari kontak langsung dengan penderita, juga kontak dengan barang-barang bekas pakai penderita seperti sapu tangan atau handuk, hingga penderita mendapatkan pengobatan dan benar-benar sembuh.
Jika salah seorang anggota keluarga terkena difteri, maka anggota keluarga lainnya juga harus menjalani pemeriksaan. Karena ada risiko terinfeksi.
Isolasi barang-barang bekas pakai penderita, dan bersihkan dengan antiseptik hingga benar-benar steril.
Jaga kebersihan diri dan lingkungan. Biasakan mencuci tangan dengan sabun anti kuman sebelum makan.
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan berolahraga, makan-makanan yang bergizi tinggi, istirahat yang cukup, dan konsumsi suplemen vitamin terutama vitamin C.

Bagaimana cara mengobati penyakit difteri?
Anak yang terserang difteri harus segera mendapatkan pengobatan oleh dokter.
Pengobatan pasien difteri dilakukan dengan menetralisir racun exotoxin, serta mematikan bakterinya. Hal ini dilakukan dengan pemberian antitoksin difteri dan antibiotik seperti erythromycin atau penicillin.
Penderita difteri juga harus di isolasi agar tidak menyebarkan bakteri difteri kepada orang lain.
Dalam rentang waktu sekitar 2 hari setelah pemberian antitoksin dan antibiotik keadaan penderita difteri akan mulai membaik.
Dokter akan melakukan pemeriksaan apakah bakteri difteri sudah benar-benar tidak lagi menginfeksi tubuh pasien. Apabila sudah bersih maka pasien bisa dinyatakan sembuh.
Bagikan artikel ini kepada orang-orang terdekat Anda. Bantu mereka mengenali penyakit difteri agar dapat melakukan tindakan pencegahan dan penanganan yang tepat dan efektif

No comments:

Post a Comment